Kalitinggar 23/03/2023. Berdasarkan WHO, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai.
Stunting dan pendek memang sama-sama menghasilkan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Namun, stunting dan pendek adalah kondisi yang berbeda sehingga membutuhkan penanganan yang tidak sama. Singkatnya stunting adalah pendek, tetapi pendek belum tentu stunting. Stunting pada anak memang harus menjadi perhatian dan diwaspadai. Kondisi ini dapat menandakan bahwa nutrisi anak tidak terpenuhi dengan baik. Jika dibiarkan tanpa penanganan, stunting bisa menimbulkan dampak jangka panjang kepada anak. Anak tidak hanya mengalami hambatan pertumbuhan fisik, tetapi nutrisi yang tidak mencukupi juga memengaruhi kekuatan daya tahan tubuh hingga perkembangan otak anak.
Cegah Stunting
Jumlah penderita stunting di Indonesia menurut hasil Riskesdas 2018 terus menurun. Namun, langkah pencegahan stunting sangat perlu dilakukan. Inilah beberapa cara untuk melakukan pencegahan stunting:
1. Memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga berusia 6 bulan
2. Memantau perkembangan anak dan membawa ke posyandu secara berkala
3. Mengonsumsi secara rutin Tablet Tambah Darah (TTD)
4. Memberikan MPASI yang begizi dan kaya protein hewani untuk bayi yang berusia diatas 6 bulan
Dengan melakukan berbagai cara mencegah stunting pada anak diatas, diharapkan mampu meminimalisir potensi stunting pada anak-anak di Indonesia.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan kepada balita, dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan.
Serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ada dua macam yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pemulihan dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan.
Tujuan Pemberian Makanan Tamabahan ( PMT ) bertujuanuntuk kesehatan bayi dan balita, memastikan tumbuh kembang anak sesuai dengan umurnya, dan mencegah stunting.
Pemberian PMT Balita beresiko Stunting dilaksanakan Senin (29/08) yang merupakan hari ke 5 dari total 90 hari pemberian PMT Balita Resiko Stunting di PKD Kalitinggar pukul 10.00 WIB. Pemberian PMT berupa menu makan siang dengan gizi seimbang. PMT ini bersumber dari dana desa TA 2023. Ada 17 Balita yang diberi PMT tersebut dan 2 Ibu Hamil Beresiko. Menu PMT pada hari senin yang diberikan yaitu nasi, sop jagung+wortel, Tempe goreng, Telur Goreng dan buah Anggur .
Sebelum pembagaian PMT, ada penyuluhan terlebih dahulu dari Bidan Desa, Endang Susilowati S.Keb yang membahas mengenai langkah penanganan stunting. Ia menjelaskan stunting dipengaruhi oleh pola asuh, cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, lingkungan, serta ketahanan pangan. Salah satu penanganan pertama yang bisa dilakukan untuk anak dengan tinggi badan di bawah normal yang didiagnosis stunting, yaitu dengan memberikannya pola asuh yang tepat. “Memberikannya pola asuh yang tepat meliputi inisiasi menyusui dini (IMD), pemberian ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan, serta pemberian ASI bersama dengan MPASI sampai anak berusia 2 tahun.” Jelas Endang Selaku Bidan Desa Kalitinggar, Pihaknya berharap dengan adanya pemberian PMT berupa menu makan siang lengkap, ibu balita bisa mencontoh ketika memberi makanan kepada balita harus seperti PMT tersebut yaitu mengandung menu lengkap dan gizi seimbang. “Terima kasih kepada Pemerintah Desa Kalitinggar, Bidan Desa Kalitinggar dan seluruh kader posyandu yang telah berusaha menangani balita kami dengan baik. Semoga anak saya tumbuh sehat dan bisa mengejar tumbuh kembang sesuai anak seumurannya.” Harapan Ibu balita.